Mimpi Yang Hilang

7:36 PM / Posted by Efend / comments (0)

Sering ku berkhayal
Akan keberadaan cinta yang tulus mencintaiku
Sebelum akhirnya kesadaran membangunkanku
Tentang kenyataan hari ini, hari-hari lalu
Sejak itulah khayalan menjauhiku

Aku mulai sering bermimpi
Cinta mendatangiku pada malam-malam gelap
Tapi bukan untuk mencintaiku
Tapi memintaku untuk menjauhinya
Sudahi.....

Tak perlu guru agar dapat mencintai
Pun dicintai oleh orang yang ku cintai
Karena kemanusiaan telah menisbatkan wewangiannya
Hingga candu-candu itu dipenuhi puja dan puji

Sendiri aku terpaku
Menunggu kehadiran cinta
Berharap hujan akan mengantarkannya untukku
Menyirami luka-lukaku
Hilangkan kegersangan hati merindu
Meneduhkan kembali lautan angan yang telah padam

Berhari-hari hujan tak datang
Akupun bertekad untuk tak lagi bermimpi
Agar suara cinta tak lagi mengolokku
Kubaringkan tubuh menyambut pagi
Berharap mentari hangatkan hati dan jiwaku yang basah oleh air mata
Setelah tangis menohok relung yang seharusnya mewarnai cinta

Malam pun tak sudi digantikan oleh pagi
Lelah ku mengitung waktu yang berjalan lamban
Seolah tahu,
Setelah bintangku pergi, mentari pagi menjadi begitu penting bagiku
Setelah bintangku pergi
Kegelapan menelan seluruh kesadaranku
Membawa angan akan kebahagiaan bersama cinta
Kian jauh dari peluk pikirku
Kelu itupun semakin sempurna memerah dalam darah
Saat detik terakhir nafas,
Ku tahu cinta telah menikamku dalam sepi...

....................................

Labels: ,

Do'a Yang tak Sampai..

8:13 PM / Posted by Efend / comments (2)

Dalam diam yang terbalut isak.
dalam hening yg teriring sendu penyesalan.
aku berbisik penuh harap kepadaMu.
dengan terus menundukkan kepalaku.
tak ada daya untuk menatapMu.
keberanian itu lebur oleh rasa malu karena telah lama mngabaikanmu...

keinginan dan harapan mngalir di setiap aliran darahku.
menyelinap dalam diam asa yang tersisa.
bergemuruh riuh dalam dalam hening yang dingin.
memintaku..
untuk mengadu dan memohon padaMu
abaikan semua rasa malu dan ragu..

aku hanya mampu terdiam.
dalm derasnya hujan.
yang tak teelindung oleh payung manapun..

Tuhan...
betapa aku ingin......

kamis malam, disudut ruang sepi
tanpa teman, dalam sunyi sendiri

Memorial Tsunami 2004

11:49 PM / Posted by Efend / comments (0)

Minggu pagi, tiba bumi bergetar hebat. merubuhkan bangunan menumbangkan pepohonan dan tiang2.

suara teriakan histeris dimana-mana dalam gemuruh sedu sedan. pagi itu, tiba2 langit berubah muram..

lalu tiba2 diam. rumah,gedung, bangunan, tiang listrik, menara, pepohonan besar, ambruk menimpa tubuh rapuh anak manusia. tanah retak terbelah brkeping.

sementara di laut, ombak bergulung membesar siap melumat daratan yg telah lumpuh oleh getaran gempa dahsyat itu. dan.. tiba2, ombak pecah menghantam daratan. meluluhlantakkan semua benda, tak peduli tubuh rapuh anak manusia terselip disana. menenggelam semua yg di laluinya. yaa, semua. ribuan nyawa mlayang dalam sekejap, bayi-bayi terenggut dari dekap, longlongan panjang histeris minta tolong orang hanyut dengan nafas megap dalam air hitam pekat, ribuan tempat bernaung roboh hancur rata tanah, mayat bergelimpangan dimana2, tubuh kecil kaku tanpa nyawa berserakan diantara tumpukan sampah & beton, terselip diantara puing bangunan, terdampar diatas trotoar basah, semua kaku tanpa nyawa...

Isak tangis membahana memecah langit, tasbih dan takbir terselip diantara rintihan orang yg kesakitan menunggu ajal, raungan sanak keluarga menyayat hati kerabat yg ditinggal pergi untuk selamanya..

semua tertunduk lesu, lalu sadar makna kekerdilan diri..

ah..
terlalu banyak memori itu, memori yg takkan lekang di makan waktu. dan, sekarang 5 tahun sudah berlalu, seperti baru kemarin saja peristiwa itu terjadi...

**************************
*
tiba-tiba ingatanku melayang...

terbayang olehku histerisnya seorang ibu karena mendapati anaknya meninggal ditemukan di jalanan. Banyak jenazah anak-anak masih dibaringkan berjejer di tepi jalan. Ribuan jenazah yang mulai membusuk menunggu dikebumikan. Ratusan ribu dinyatakan hilang. Anak kecil yang terluka termenung diam sendirian, tidak tahu di mana orang tuanya berada. Dalam sekejap saja anggota keluarga bisa berpisah untuk selama-lamanya. Dalam waktu sekejap saja, seorang manusia bisa hidup sebatang kara. Sungguh sangat kerdil dan lemah sekali kita di hadapan-Nya.

saya juga masih menyimpan potongan berita Harian Kompas,berita yang membuatku bahagia sekaligus haru. dimana harian kompas beberapa hari setelah gelombang Tsunami menghantam Asia, memasang gambar yang menyentuh. Seorang anak usia sekolah datang ke Sekretrariat Dana Kemanusiaan Kompas, menyerahkan dua kantung plastik uang logam untuk isumbangkan bagi korban Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara. Konon uang receh itu adalah uang hasil tabungan si gadis kecil yang ia sisihkan sedikit demi sedikit selama ini. Begitu melihat tayangan televisi mengenai para korban Tsunami yang sangat 'mengerikan' itu ia tergerak untuk menyumbangkan seluruh tabungannya

lalu,, iangatanku kembali pada sebuah potret dialog guru dengan pedagang kain, dialog yang menggambarkan semangat anak sekolah dasar dalam membantu saudara2nya di Aceh..
seorang guru Sekolah Dasar datang ke sebuah toko kain di Pasar Tanah Abang. Ia bermaksud membeli kain kafan untuk para korban Tsunami di Aceh. Ia dan murid-muridnya tidak tega melihat mayat korban Tsunami bergelimpangan dan dikubur tanpa penanganan yang layak, normalnya jasad seorang manusia. Uang 'saweran' yang terkumpul ia belikan kain kafan, tetapi apa daya ternyata hanya mendapatkan beberapa puluh meter saja. Wajah kecewa sang Guru mengundang pertanyaan si pedagang.
"Mau buat apa, Pak?"
"Ini ... murid-murid saya mengumpulkan uang, kepingin mengirimkan kain kafan ke Aceh?" kata Guru itu lirih

Apa yang dilakukan gadis kecil di Kompas dan anak sekolah di pasar Tanah Abang itu, benar-benar spontanitas yang tulus. Alangkah indahnya apabila ketulusan seperti ini senantiasa ada dalam hidup keseharian kita. Tidak perlu menunggu datangnya bencana besar untuk berbuat kebaikan dan sesuatu yang tulus. Bukankah roh yang sudah ditiupkan ketika manusia diciptakan adalah merupakan roh kemuliaan, yang membedakan manusia dengan makhluk mana pun di muka bumi?

sementara begitu, 5 tahun sudah berlalu, masih saja ada korban tsunami yang tinggal di barak-barak pengungsian. jalanan yang hancur masih saja berdebu, menjelama bak sawah yang siap tanam ketika musim hujan tiba. rakit menjadi sarana transportasi menuju pulang..
semoga tak lagi 'butuh' bencana untuk menggerakkan hati masing-masing kita untuk berlaku adil, setidaknya bagi pemimpin negeri ini yang telah di amanahi tanggungjawab membangun kembali Aceh yang tinggal puing..

*********

Di ujung hening, ada yang di gumamkan ke angkasa diam-diam. Malu-malu. Karena betapa banyak karat dosa yang telah dilakukan.

Wahai Yang Maha Lembut pengasihnya, perkenankan kami, menengadah menjemput cahaya keagungan Mu, meski Engkau tau betapa legamnya jiwa-jiwa ini.

Subhanaka Ya Allah, kami tahu betapa hati-hati ini telah ditumbuhi banyak ilalang tinggi bahkan berduri. Kami teramat sering melupakan Engkau dan mencintai dunia. Kami sembah kesenangan, kami agungkan kekayaan. Kami lupa berbagi. Kami lupa memberi.

Yang Maha Asih dan Sayang, perkenankan kami kembali belajar. Belajar saling mencinta. Belajar menelagakan kembali gemericik ukhuwah di antara kami.

Sahabat, bersyukurlah, kita masih diizinkan Sang Pencipta, untuk memasuki pagi dan petang. Bersyukurlah jika kita masih diperkenankan melihat mentari tahun baru. Bersyukur masih ada porsi usia. Itu berarti bahwa kita masih diberi jeda untuk bertaubat dan berbuat yang terbaik. Jangan pernah menyia-nyiakannya.

***********

Mari hantar sepenuh doa untuk semua saudara kita yang terkena bencana. Semoga Allah menerima semua yang pergi menghadap-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran. Semoga setiap kita diberikan kemampuan untuk mengambil pelajaran dari bencana kemarin.